Sabtu, 12 Januari 2008

Serba-Serbi E-Bisnis


Strategi Bisnis dan Network Economy

Faktor Pendorong di balik E-Bisnis adalah apa yang disebut dengan ”Network Economy”, berbeda dengan jenis ekonomi tradisional yang ada selama ini atau yang di kenal ”Supply Chain Economy” , di mana produk memiliki posisi yang central dan pilihan dari konsumen lebih banyak ditentukan oleh posisi dari produk itu sendiri, dalam Network Economy konsumenlah yang memiliki posisi central. Hal ini dapat digambarkan “push vs pull strategy”, dalam ekonomi tradisional konsumen akan didorong (push) untuk memilih sebuah produk tertentu oleh pihak retailer, sedangkan pada Network Economy kebutuhannyalah yang menjadi faktor utama konsumen dalam memilih sebuah produk. E-Bisnis menjual produk melalui internet, dan tentu saja lebih tergantung pada jenis kebutuhan dari konsumen.

inti dari Network Economy adalah perubahan posisi konsumen, namun yang menjadi syarat utama adalah bahwa setiap konsumen harus memiliki akses kepada teknologi internet. Hal ini menyebabkan negara-negara berkembang seperti Indonesia yang mana masyarakatnya masih memiliki keterbatasan dalam mengakses internet menjadi “Special”, karena strategi yang diterapkan juga harus berbeda. Penjabaran pada bagian “Bagaimana Membangun Strategi E-Bisnis” dan “Identifikasi Strategi E-Bisnis” dapat membantu menyusun strategi E-Bisnis.

Para pengusaha E-Bisnis di negara-negara berkembang khusunya yang mentarget pasar lokal harus memiliki fasilitas-fasilitas tambahan yang memang khsus ditujukan untuk mengatasi permasalahan keterbatasan akses internet pada masyarakat. Contoh dari fasilitas yang dimaksud adalah :

Agen

Telecenter

Akses Center

Perubahan Signifikan Terhadap Karakter Bisnis

Sebagai Respon terhadap perubahan yang terjadi sebagai akibat dari Network Economy, organisasi menemukan alternative baru dalam melakukan pemasaran, penjualan, dan kerjasama, sebagaimana bisnis model yang baru dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan karakteristik dari konsumen

Secara umum tren perubahan yang terjadi adalah tembok hirarki dalam sebuah organisasi semakin menjadi hal yang dirasa tidak penting. Organisasi kini telah menjadi bagian dari jaringan yang jauh lebih besar dimana mereka akan berinteraksi dengan berbagai pihak dengan jauh lebih fleksibel dan transparan dibandingkan dengan sebelumnya.

Tantangan baru yang muncul adalah bagaimana menemukan jalan yang tepat untuk mengintegraskan berbagai kemungkinan yang ada kepada struktur yang telah ada sebelumnya. Hal ini sering menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap proses bisnis perusahaan. Gambar berikut akan memberikan ilustrasi dari perubahan yang terjadi


E-Bisnis dapat didefinisikan sebagai berikut :

Aplikasi dari teknologi jaringan yang relevan dengan proses bisnis

Pengganti transaksi tradisional berbasis kertas, manusia, personal telepon

E-Bisnis bukan E-Commerce

E-Commerce melibatkan perubahan hubungan antara konsumen, rekan bisnis, dan vendor.(External Oriented Process)

E-Bisnis selain melibatkan External Oriented Process juga melibatkan Internal Oriented Process, seperti proses produksi, manajemen inventory, dll

Esensi E-Bisnis

Biasanya inti bisnis dari sebuah perusahaan menentukan kebutuhan informasi apa yang harus mampu dipenuhi oleh sebuah sistem, namun kini posisi dari teknologi telah berubah, kini teknologi tidak hanya mengikuti kebutuhan proses bisnis namun juga dapat menciptakan perubahan bagi proses bisnis itu sendiri.

Keseimbangan dalam kebutuhan bisnis dan kemungkinan teknologi sangatlah dibutuhkan untuk menunjang suksesnya sebuah E-Bisnis. Teknologi bukan hanya mampu membuat bisnis menjadi semakin efisien namun juga mampu membuat bisnis menjadi lebih efektif dalam melakukan target pasar, akan tetapi menjalankan sebuah bisnis termasuk juga E-Bisnis tetap membutuhkan skil bisnis seperti penentuan strategi dan kemampuan kewirausahaan.

Dengan demikian paradigma berfikir yang selama ini berkembang di Indonesia yang menganggap bahwa E-Bisnis lebih banyak dipengaruhi dan dikomandani oleh konsep-konsep dari dunia Teknologi Informasi (TI), merupakan sebuah paradigma berfikir yang keliru, hal ini menjadi salah satu faktor penyebab utama banyaknya usaha E-Bisnis yang gagal bersaing di Indonesia.

Identifikasi Strategi E-Bisnis

Aplikasi E-Bisnis dan e-commerce dapat digunakan secara strategis untuk mendukung keunggulan bersaing. Kita akan menggunakan Strategic Positioning Matrix yang terbagi atas 4 quadran untuk mengoptimalkan aplikasi E-Bisnis dan e-commerce.

1 Cost and Efficiency Improvements

mewakili sejumlah kecil hubungan internal perusahaan, konsumen, dan pesaing serta penggunaan TI melalui internet ataujaringan lainnya. Untuk itu kita bisa menggunakan email, chat system, discussiongroup, dan website perusahaan sebagai medianya.

2 Performance Improvement in Business Effectiveness

disini perusahaan menghadapi hubungan internal dan tekanan yang cukup tinggi untuk meningkatkan bisnis prosesnya secara mendasar, namun hubungan external dengan konsumen dan pesaing masih rendah. Strategi yang tepat untuk situasi ini adalah membuat perubahan utama dalam bidang business effectiveness.

3 Global Market Penetration

perusahaan di quadran ini menghadapi hubungan dan penggunaan IT pada konsumen dan pesaing yang tinggi. Strategi yang direkomendasikan adalah pembangunan aplikasi e-business dan e-commerce untuk mengoptimalkan interaksi dengan konsumen dan meningkatkan market share.

4 Product and Service Transformation

pada quadran ini perusahaan dan konsumennya,para supplier dan pesaing saling terkait secara luas. Untuk itu perlu penerapan teknologi internet-based, termasuk e-commerce website, e-business intranet dan extranet pada seluruh operasi perusahaan dan hubungan bisnisnya.



3 komentar:

linuxgembel mengatakan...

abot ngono tulisanmu yek?

suangar ngono bos...
wes manteb dadi dosen ta?

: )

linuxgembel mengatakan...

Pertamax yek!!!

linuxgembel.wordpress.com

lucky mengatakan...

e bisnis merupakan hal yang masih jauh dalam pikiranku.aku masih ada di dunia nyata saat ini.

aku minta postingan bapa ya..?makasih sbelumnya.